Seminggu
telah berlalu, pekan ulangan pun telah usai hanya tinggal menunggu hasil
belajar para siswa selama satu semester. Aya dan sahabatnya memanfaatkan waktu
bebas mereka dengan main, shopping, jalan-jalan dan sebagainya yang biasa
dilakukan oleh anak muda seusianya.
Aya sudah
tidak sabar ingin segera liburan dan bertemu dengan Zhe. Banyak rencana yang
telah dia siapkan dengan matang, bahkan dia sudah menyiapkan pakaian yang akan
dikenakannya saat bertemu dengan kekasihnya nanti. Hati aya berdebar-debar
ingin rasanya mempercepat waktu liburan yang dinantikannya.
Handphone
Aya bordering, dilayar tertera nama tuan
SpoongeBob yang berarti telfon dari Zhe, tanpa piker panjang segera Aya
menekan tombol dial
“Hallo sayang,”
terdengar suara cowok yang sudah sangat dikenali Aya
“Iya
sayang” jawab Aya senang
“Lagi apa
sayang?”
“Lagi
tiduran aja sayang, yang liburan jadi kan ke Bandung?”
“Jadi dong
sayang, kan mau ketemu kamu, kangen ni pengen jalan ama kamu lagi”
“Iya aku
juga sayang, aku udah rencanain semuanya”
“Duh
semangat banget”
Sedang asik Aya berbicara ditelephone
terdengar ketukan pintu kamar Aya.
“Aya”
terdengar suara bunda di balik pintu kamar Aya.
“Iya bun
ada apa” jawab aya kesal karena terganggu acara telefonan dengan Zhe.
“Tolong
bikini air minum ada tamu buat ayah, bunda lagi gendong abim ni”
“Iya bun
bentar” lalu aya memohon kepada kekasihnya untuk melanjutkan telfonanya
nanti. Setelah mendapatkan persetujuan dari Zhe, Aya segera menuju dapur
membuatkan minuman untuk tamu ayahnya.
Usai
membuat minuman tersebut Aya membawanya keruang tamu dan tampak dua orang
sedang duduk dan mengombrol, mareka adalah ayah Aya dan …
“Loh ko
kamu?” Aya kaget melihat tamu ayahnya yang tak lain adalah Rezky guru yang
pernah mengusirnya saat ulangan dulu sedang duduk dikursi dan terlihat akrab
dengan ayahnya.
“Kalian
sudah saling kenal?” Tanya ayah yang heran mendengar reaksi anaknya setelah
melihat tamunya.
“Oh iya
pak, saya magang jadi guru pembantu di SMA, dan kebetulan anak bapak murid di
SMA tersebut” jawab lelaki itu dengan sopan.
“Ngapain
kamu disini? Tanya Aya sinis pada tamu ayahnya.
“Hus Aya
masa gitu dengan guru sendiri, ayah dosen pembingbing Rezky, dia mau
menyelesaikan skripsinya, Nah Rezky ini anak pertama saya, Aya” tutur ayah
panjang lebar. Rezky hanya tersenyum manis pada ayah Aya. ayah Aya seorang
dosen di salah satu Universitas suwasta di kota Bandung . Tiba-tiba handphone
ayah bordering.
“Aya tolong
temenin Rezky bentar iya, ayah ada telfon ni” pinta ayah.
“Gak mau
yah, Aya masih banyak kerjaan” Aya berusaha menolak.
“Yah kasian
dong masa tamu ditinggalin sendirian, cepet temenin bentar, Rezky saya tinggal
sebentar dulu iya”
“silahkan
pak” lalu ayah meninggalkan mereka berdua.
Dengan kesal Aya duduk di depan lelaki itu.
Aya memandang sinis pada gurunya. Suasana hening menghiasi ruangan itu,
terdengar detak jam yang berirama. Aya mulai gak nyaman dengan situasi seperti
ini, dia beranikan diri untuk membuka pembicaraan.
“Oh
ternyata kamu masih kuliah?” Tanya Aya sinis. Namun tak ada jawaban dari Rezky.
Aya yang kesal karna di cuekin oleh gurunya mulai gak sabar.
“Heh, jawab
dong undah untung gue baikin”
“Apakah
sopan pada guru sendiri berbicara seperti itu” katanya sambil menatap tajam
pada Aya.
“Yeh
mentang-mentang jadi guru sombong banget kamu, lagian kamu bukan guru aku gak
sudi punya guru rese kaya kamu” emosi Aya mulai memuncak.
“Setidaknya
saya lebih tua dari kamu, kau pasti diajarkan bagaimana cara menghormati orang
yang lebih tua dari kamu” jawabnya tegas. Aya mulai kesal, malu dan tak tau
harus berkata apa lagi pada guru nya. Mukanya mulai memerah karna menahan
emosinya. Saat situasi mulai memanas ayah kembali ke ruang tamu, “Oh thanks
God” batin Aya. Aya segera meninggalkan mereka dan menuju kamarnya. Dilihat
pada layar phoneselnya 5 miss call dari Zhe, langsung Aya menghubungi Zhe,
namun tak diangkatnya, DAMN. Mungkin Zhe sudah tidur pikirnya. Aya pun
membaringkan tubuhnya di kasur, dan mulai memasuki alam mimpi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar